pasar-malam-by-lakon-indonesia
Koleksi terbaru Lakon Indonesia dikenakan model yang berjalan di runway bernuansa 'Pasar Malam' dalam gelaran JF3 2024 di Serpong, 30 Juli lalu. | DOC. JF3 via TIM MUARA BAGDJA | HO
Fashion
Pasar Malam by Lakon Indonesia
Devy Lubis
Wed, 07 Aug 2024
Jenama Lakon Indonesia menggelar peragaan tunggal bertajuk ‘Pasar Malam’ di sela-sela rangkaian event JF3 di venue spesial JF3 Fashion Tent Serpong, Tangerang, Banten, 30 Juli 2024. Merayakan perkembangan mode sekaligus budaya masyarakat Indonesia, Lakon hadir dengan koleksi siap pakai dalam tema Street Wear.

Berbekal visi dan tangan dingin sang pendiri, Thresia Mareta, Lakon Indonesia konsisten pada komitmen untuk mengangkat hasil karya tangan artisan tradisional. Dalam setiap koleksinya, jenama ini memilih satu artisan untuk diangkat dengan bekerjasama dalam pembuatan koleksi secara mendetail.

“Di koleksi yang kami beri nama ‘Pasar Malam’, maestro batik yang kami pilih kali ini adalah Dudung Alisyahbana dari Kota Pekalongan. Karya Dudung dikenal dengan garis-garisnya yang sangat berkarakter,” demikian pernyataan Lakon Indonesia.


Terinspirasi dari kehidupan dan keseharian generasi masa kini dengan apa yang mereka butuhkan, ‘Pasar Malam’ menampilkan sederet rancangan yang menonjolkan kesederhanaan dan ketegasan potongan-potongan baru. Ini sejalan dengan pandangan Lakon Indonesia akan selalu mengedepankan hasil karya yang klasik dan adaptasi terhadap perjalanan masa.

Koleksi dipresentasikan di runway berlatar pasar malam, sesuai tema peragaan busana yang diangkat. Suasana remang dengan alunan musik dangdut dan gemerlap tata cahaya di antara kegelapan malam khas pasar malam dihadirkan, lengkap dengan suara berisik bajaj oranye yang sudah ‘punah’ dari pemandangan jalanan Jakarta.


Para tamu juga dimanjakanan aneka penganan dan jajanan tradisional. Di lokasi, kita bisa menemukan penjaja permen gula-gula warna-warni yang biasa dibuat langsung di arena pasar malam sungguhan.

“Ini adalah hasil dari riset kami mengenai apa terjadi dalam keseharian di jalanan dan apa yang dibutuhkan generasi sekarang,” kata Thresia.


Sesuai hasil pengamatannya, Thresia dan tim mendapati kecenderungan pakaian olah raga menjadi pakaian dalam keseharian karena unsur kenyamanan yang mendominasi.

“Tetapi sayangnya tidak semua ruang akan cocok dengan gaya pakaian ini. Jadi sebenarnya inti dari koleksi ini adalah kenyamanan dalam perjalanan tanpa menghilangkan kegunaan dan etika dalam berbusana.”


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru