paras-cantik-indonesia-cerita-konservasi-dan-penjaga-legasi
Ilustrasi. | DOC. IMAGE DYNAMICS
Art & Culture
Paras Cantik Indonesia: Cerita Konservasi dan Penjaga Legasi
Devy Lubis
Sun, 28 Apr 2024
Indonesia Kaya kembali menyajikan tontonan inspiratif dalam rangkaian perayaan Hari Kartini tahun ini. Tiga (3) episode terbaru web series Paras Cantik Indonesia dapat disaksikan di YouTube Indonesia Kaya sejak 22 April 2024.

Mengangkat ragam kecantikan, perjuangan, harapan dan kebaikan dari para perempuan dari berbagai daerah di Indonesia, serial dokumenter pendek ini menceritakan perjalanan www.indonesiakaya.com bersama seniman multitalenta Tompi dan Visinema Content.

Mereka mengabadikan profil perempuan-perempuan dengan keberagaman, mulai dari latar belakang hingga profesi yang berbeda dari masing-masing daerah di Indonesia. Adalah peneliti konservasi satwa laut, musisi dari alam dan lingkungan, serta empu keris terangkum dalam episode 9, 10 dan 11; melanjutkan kisah inspiratif dari delapan episode sebelumnya.


Episode 9 merekam pertemuan Tompi dengan Janis Argeswara, perempuan keturunan Jawa Tengah yang berprofesi sebagai peneliti konservasi satwa laut di Nusa Lembongan, Bali. Kedekatan Janis dengan laut diawali dengan ketakjubannya pada kehidupan fauna di bawah air.

Rasa penasaran memacu dirinya mengambil jurusan kelautan dan menggali lebih dalam ilmu kelautan. Janis dipercaya sebagai asisten peneliti di Yayasan Megafauna Laut dan aktif dalam konservasi fauna laut dan melakukan penelitian. Janis juga turut serta mengedukasi masyarakat di Pulau Nusa Lembongan perihal dunia bawah laut dan berbagi tentang pentingnya peran manusia menjaga ekosistem laut.

Janis percaya bahwa fondasi bumi itu ada di bawah laut. Rasa cintanya pada laut diperjuangkan dengan mengedukasi masyarakat melalui ilmu pengetahuan dan tulisan berupa jurnal tentang kelautan.

Bagi Janis, definisi cantik itu ketika perempuan berani jadi dirinya sendiri, tanpa memikirkan anggapan dari orang lain dan juga peduli dengan lingkungannya.


Sensasi Merekam Bunyi Episode 10 mengemas kisah Rani Jambak, musisi perempuan berdarah Minangkabau. Pada 2013 Rani dipertemukan dengan produksi soundscape atau penciptaan dan pengaturan bunyi-bunyi dalam lingkungan tertentu untuk menciptakan audio yang menarik dan menyeluruh.

Sebagai generasi ketiga di keluarganya yang lahir dan hidup di tanah rantau, Rani kerap mempertanyakan asal muasalnya. Ia memutuskan kembali ke Tanah Pariaman dan mengumpulkan banyak referensi serta merekam bunyi dan suara Minangkabau yang beragam. Seluruhnya lantas dikemas dalam bentuk karya dan pertunjukan musik.

Perempuan yang juga ibu dari satu orang anak ini mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari berbagai institusi musik Internasional. “Setiap manusia seharusnya memiliki kesempatan yang sama dan harus dihargai, diapresiasi dengan standar. Mau laki-laki atau perempuan harusnya punya kesempatan yang sama dalam berkarier di dunia musik,” ungkapnya.

Rani tidak membantah mengalami kekhawatiran dan ketakutan, bahwa fakta dirinya telah menikah dan memiliki anak berpotensi menghentikan proses berkarya musik. “Syukurnya suami dan keluarga mendukung, tinggal bagaimana kita mengatur waktu. Bagi saya, cantik adalah ketika perempuan berani mengusahakan dan mempertanggungjawabkan mimpinya.”


Empu Keris dari Tanah Garam Pada episode 11, penikmat seni akan diajak ke Madura untuk bertemu Ika Arista, perempuan yang berprofesi sebagai empu keris.

Lahir dan besar di lingkungan perajin keris, Ika akrab dengan beragam hal seputar keris. Bagi Ika, keris bukan sekadar senjata atau souvenir saja, tapi juga menyimpan banyak kisah dan pelajaran hidup yang memberi kematangan psikologis bagi pemilik dan pengrajin keris. Seperti simbolisasi kebesaran sejarah nenek moyang, falsafah tentang hidup, sampai bagaimana manusia memperlakukan alam.

Konsistensi Ika dalam membuat keris mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak yang mengangkat derajat para pengrajin yang dulunya menyandang status pekerja, perlahan berevolusi sebagai seniman yang memiliki tempat di ruang pameran seni rupa pada ajang pameran bergengsi nasional. Menurut Ika, “Definisi cantik berarti menerima diri apa adanya, baik kelebihan maupun kekurangan, serta menerima persepsi orang lain terhadap kita.”

Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru