“Novak Djokovic menggambarkan sulitnya bermain di era Big Three.”
Menjadi petenis nomor satu dunia merupakan impian Novak Djokovic. Perjalanan menapaki posisi puncak tidak mudah, apalagi bermain di era “Big Three” dengan Roger Federer dan Rafael Nadal sebagai rival terberatnya.
Namun, petenis asal Serbia itu bersyukur dan membandingkan keberhasilannya mempertahankan posisi peringkat satu dunia hingga saat ini dengan “Gunung Everest” berkat kedua pesaingnya itu. Ia masih memegang misi yang sama untuk musim 2022 ini, yakni mempertahankan gelar saat menghadapi Nadal di babak perempat final Prancis Terbuka, Selasa (31/05) malam waktu Paris.
Djokovic lolos ke babak perempat final dalam turnamen Grand Slam pertamanya musim ini, setelah tidak bermain di Australia Terbuka pada Januari lalu. Pertemuan dengan Nadal kali ini merupakan yang ke-59 dalam kariernya. Tahun lalu, dia mengalahkan petenis asal Spanyol itu yang juga pemilik 13 kali juara Prancis Terbuka di babak semi final dalam empat set.
“Menjadi (petenis) nomor satu adalah tujuan utama musim ini,” kata Djokovic usai mengalahkan Diego Schwartzman pada Minggu (29/05) waktu setempat dinukil Express, Selasa (31/05). “Sukses bahkan lebih besar bermain di era ini dengan Federer dan Nadal.”
Saat ini Djokovic hanya terpaut tujuh minggu lagi untuk melewati rekor milik Steffi Graf. Mantan petenis profesional Jerman itu mencatatkan rekor 377 minggu, sementara Djokovic baru 371 minggu.
“Untuk menjadi nomor satu, anda harus bermain dengan baik di setiap poin, konsisten dan mempertahankan poin, dan merasakan tekanan berulang-ulang,” ujarnya. “Ini adalah Gunung Everest di tenis, terutama di generasi ini.”
Bahkan, petenis 35 tahun itu mengilustrasikan dirinya dengan duo rival terberatnya itu ibarat instrumen musik yang masing-masing memiliki ciri khas. “Roger adalah biola, semua orang akan memilih itu,” katanya untuk bintang tenis asal Swis itu.
“Untuk Nadal, saya akan memilih sesuatu yang energik, gitar elektrik atau drum. Dan untuk saya sendiri, kombinasi dari semuanya. Orkestra atau saksofon yang dapat disesuaikan dengan semua jenis musik,” ujar Djokovic kepada SportKlub. ***