Edisi Ramadan kali ini kita akan mengurai seputar keindahan masjid. Di setiap daerah, rumah Tuhan mempunyai ciri khas masing-masing. Arsitekturnya disesuaikan dengan budaya lokal – hingga melahirkan identitas sendiri.
Masjid Raya Sumatera Barat adalah masjid terbesar di Sumatera Barat yang terletak di Jalan Khatib Sulaiman, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang – termasuk tempat ibadah kebanggan masyarakat Minangkabau.
Bentuk Masjid Raya Sumatera Barat terbilang unik. Masjid ini tidak memiliki kubah. Arsitektur masjid ini mengikuti arsitektur khas Minangkabau, dengan ciri bangunan berbentuk gonjong.
Masjid ini memiliki empat sudut lancip yang mirip dengan desain atap pada Rumah Gadang. Ada pula ukiran khas Minang dan kaligrafi pada dinding bagian luar masjid, yang menambah kemewahan dari masjid yang punya nama lain, Masjid Mahligai Minang ini.
Desain masjid terinspirasi dari tiga simbol, yakni sumber mata air, bulan sabit, dan rumah gadang. Masjid ini didesain menggabungkan unsur sejarah Islam dan tradisi di Padang, yakni adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, yang artinya “adat bersendikan kepada agama, dan agama bersendikan kitabullah (Al-Quran)”.
Pengaruh Tiga Negara
Masjid Raya Medan atau Masjid Raya Al Mashun terletak di Medan, Sumatera Utara. Usia tempat ibadah umat Muslim ini cukup tua, dibangun pada 1906 dan rampung tiga tahun kemudian.
JA Tingdeman, sang arsitek, merancang masjid tersebut dengan denah simetris segidelapan dalam corak bangunan campuran Eropa, Melayu, Asia (India dan China), serta Timur Tengah. Masjid ini memiliki sayap pada bagian selatan, timur, utara, dan barat.
Sebagian bahan bangunan masjid diimpor, di antaranya marmer untuk dekorasi dari Italia dan Jerman, kaca patri dari China, serta lampu gantung dari Prancis.
Bertasbih Di Masjid 1000 Tiang
Masjid Agung Al-Falah merupakan masjid terbesar di Jambi. Masjid ini dikenal sebagai Masjid 1000 Tiang. Lokasi Masjid Agung Al-Falah dulunya merupakan pusat kerajaan Melayu Jambi. Tahun 1885 dijadikan pusat pemerintahan dan benteng Belanda.
Masjid Agung Al-Falah berdiri di lahan bekas Istana Tanah Pilih dari Sultan Thaha Syaifudin. Dengan luas lahan 2,7 hektar, luas bangunan 6.400 meter persegi. Masjid ini mampu menampung sebanyak 10 ribu jamaah.
Selain bangunan bersejarah, Masjid 1000 tiang memiliki interior yang megah. Terdapat sebuah kubah besar yang berada di tengah, dengan menara yang menjulang. Bagian kubah dihias dengan ornamen garis simetris, ring besar di bawah kubah dihias dengan lukisan kaligrafi berwarna emas.
Keseluruhan bangunan menggunakan material beton agar kokoh dan bertahan lebih lama. Walaupun memiliki nama 1000 tiang, penyangga di Masjid Agung Al-Falah hanya terdapat sebanyak 256. Beberapa dari tiang tersebut terbuat dari tembaga agar memberikan kesan antik dan megah.
Berbeda dengan masjid lain, tempat ibadah umat Muslim ini tidak mempunyai pintu masuk. Pasalnya, masjid ini mengusung konsep keterbukaan, tanpa sekat agar terkesan ramah, maka dari itu tidak ditemukan sebuah pintu. Itu bertujuan untuk memudahkan aliran udara masuk dan keluar hingga masjid tetap terasa sejuk.
Masjid Kebanggaan Masyarakat Semarang
Selain tempat beribadah, Masjid Agung Jawa Tengah Semarang juga dijadikan sebagai salah satu tempat wisata religi. Bangunan utama masjid Masjid Agung Jawa Tengah adalah beratap limas khas bangunan Jawa.
Namun dibagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter. Ditambah dengan empat menara masing masing setinggi 62 meter ditiap penjuru atap.
Gaya Romawi terlihat dari bangunan 25 pilar di pelataran masjid. Pilar-pilar bergaya koloseum Athena di Romawi dihiasi kaligrafi-kaligrafi yang indah, menyimbolkan 25 Nabi dan Rosul. Di gerbang ditulis dua kalimat syahadat.
Masjid Agung Jawa Tengah dilengkapi enam buah payung hedrolik raksasa yang mirip dengan payung di Masjid Nabawi. Payung raksasa ini akan dibuka pada saat Sholat Jumat, Idul Fitri atau Idul Adha.
Memasuki area Masjid Agung Jawa Tengah, kita akan melihat sebuah menara yang menjulang tinggi. Menara tersebut bernama Menara Asmaul Husna, sesuai namanya, Menara Asmaul Husna memiliki ketinggian 99 meter.
Delapan Penyanggah Payung
Tampilan Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah Batam sangat ikonik, karena perpaduan ornamen kubah yang khas Turki, dipadu dengan 8 membran atau payung bernuansa Masjid Nabawi Madinah, dan paduan warna-warna Kuning, dan hijau di dalam kubah yang menjadi ciri Melayu.
Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah dibangun di atas lahan seluas 41.4222 M² dengan luas bangunan 57,144 M². Memiliki kubah utama terbesar di Indonesia, bentangannya mencapai 63 meter.
Kubah ini menutupi ruang salat utama. Bagian utama masjid dibangun tanpa kolom, dengan konstruksi space frame. Kubah yang dibangun dibagi menjadi tiga, kubah utama, kubah gendong dan kubah kecil.
Menara utama setinggi 99 meter yang mengambil makna filosofis Asmaul Husna, yang terdiri dari 21 lantai, dan menara pandang dengan tinggi 64,5 meter. Menara ini terbuka untuk umum, untuk melihat pemandangan di sekitar, dan daratan Singapura akan terlihat jelas. PHOTO : Dody Wiraseto