memori-rasa-makanan-sebagai-nilai-kehidupan
ILUSTRASI | DOC. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
‘Memori Rasa’ Makanan sebagai Nilai Kehidupan
Devy Lubis
Mon, 08 Aug 2022

Andi Tarigan: Kevindra dan Santhi telah membuktikan bagaimana konsistensi berhasil membuat mereka terus mengembangkan kekayaan kuliner yang kita punya lewat berbagai cara.


Dua penulis kuliner Indonesia yaitu Kevindra P. Soemantri dan Santhi H. Serad memeriahkan Festival Literasi Ruang Tengah, Senin, 25 Juli 2022. Dalam sesi bertajuk “Memori Rasa” ini mereka berbagi cerita, pengalaman, dan kecintaan pada makanan.

“Makanan tak hanya sebagai kebutuhan pokok, tapi juga sebagai identitas yang mencerminkan budaya Indonesia. Dari makanan, kita dapat membedakan satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Mulai dari bahan baku, proses, hingga penyajian, sebenarnya terkandung nilai-nilai tertentu yang kadang terabaikan,” tutur Andi Tarigan, General Manager Gramedia Pustaka Utama.

“Kevindra dan Santhi, dengan dipandu Kang Maman, membagikan pengalaman mereka bertahun-tahun menekuni makanan Indonesia. Tak hanya sekadar mencukupi kebutuhan saja, tetapi kita diajak memaknainya lebih dalam daripada itu,” tambahnya.

Sebagai pakar dan penulis kuliner Indonesia, Santhi H. Serad memiliki kecintaan besar terhadap makanan Indonesia. Ia mendirikan sebuah studio memasak, yang dinamakan Ramu Rasa, yang didedikasikannya sebagai tempat belajar aneka jenis makanan, terutama makanan Indonesia.

Kecintaannya pada kuliner Indonesia juga membuatnya menekuni dunia ini sejak ia kecil hingga sekarang. Bahkan, ia juga memiliki sebuah kebun herbal yang ditanami ratusan tanaman herbal supaya tetap terjaga keberadaannya.

Sementara, bagi Kevindra makanan tidak terbatas pada nilai budaya saja, tapi juga sebagai ungkapan cinta pada keluarga. Ia menuliskan kisah-kisah makannya bersama mendiang ayahnya dalam buku Eat, My Boy.

Pengalaman menyantap aneka kuliner, seperti nasi uduk di Menteng, masakan Timur Tengah di Kemang, sate maranggi di Bandung, hingga sampai makanan kontemporer di Ubud, menjadikan buku terbarunya ini sebagai perwujudan rasa cintanya terhadap dua dunia yang telah membentuknya hingga saat ini.

“Melestarikan kuliner Indonesia bisa dilakukan dengan berbagai cara. Kevindra dan Santhi telah membuktikan bagaimana konsistensi berhasil membuat mereka terus mengembangkan kekayaan kuliner yang kita punya lewat berbagai cara,” papar Andi.

“Dari mereka kita bisa belajar tentang bagaimana mempromosikan aneka masakan Indonesia. Tidak hanya memanfaatkan berbagai sarana teknologi dan informasi yang sedang berkembang saat ini, tetapi juga media-media lainnya,” pungkasnya.



Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru