malam-pertama-pelayaran-tanah-beru-makassar
Horst Liebner dan Penulis di atas Pinisi Anugerah Ilahi. | Dok Istimewa
Malam Pertama Pelayaran : Tanah Beru - Makassar
By Zulkarnain Patwa
Sun, 22 Sep 2024

31 Agustus 2024 pada 00.30 Wita di atas Pinisi Perla 'Anugerah Ilahi.'

Di kegelapan malam dengan setitik cahaya di layar Pinisi Perla Anugerah Ilahi diiringi suara keheningan malam, ombak yang tenang, angin bertiup lembut menggerakkan perahu layar.

Keheningan ini sesekali diisi dengan obrolan kecil para awak perahu dengan cerita tentang petualangan melaut dan kehidupan di darat. Saling mendengarkan kisah yang sesekali dibarengi canda tawa.

Saat saat seperti ini hidup terasa sangat damai di atas laut. Ombak begitu tenang dengan suara gemericik air di kiri dan kanan perahu memecah ombak. Suara alam lainnya pun dapat dinikmati. Ini kita dapat rasakan karena tidak ada suara mesin memekakkan telinga disertai asap tebal pencipta polusi udara yang mengganggu pernafasan yang terpasang di perahu ini.


Pinisi Perla Anugerah Ilahi dengan warisan pengetahuan nenek moyang telah yakin sampai di tujuan sebelum berangkat terus berlayar mengarahkan kemudi di bawah kolong langit berbintang.

Sesekali kami melihat cahaya lampu dari perahu perahu lainnya. Mereka sering mengarahkan cahaya ke kami. Mungkin saja, para pelaut itu heran ada perahu yang lewat tanpa menciptakan kebisingan sedikit pun. Mereka baru berhenti mengarahkan senter setelah tahu bahwa itu adalah perahu layar dengan berlama lama menyenter layar.

Lalu, semua kembali fokus kembali ke tujuan masing masing. Perahu nelayan melanjutkan kegiatan menangkap ikan sementara Pinisi Perla Ilahi dengan anggun bersama angin mengarahkan diri dari pusat pembuatan perahu Pinisi di Tanah Beru, Bulukumba ke Makassar, Sulawesi-Selatan.


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru