Merayakan 15 tahun karier dan eksistensinya di industri fesyen Indonesia, desainer Philip Iswardono menggelar peragaan tunggal bertajuk LOVE LOYALTY DEDICATION di Candhari Heaven yang berlatar view Candi Prambanan.
Cinta dan kesetiaan bagaikan dua sisi mata uang. Tak dapat di pisahkan. Saling melengkapi dan menguatkan untuk menghadirkan makna. Dari dua kata itu, Phillip Iswardono eksis di dunia rancang busana dan industri fashion Indonesia. Di mulai dengan cinta, dilengkapi oleh kesetiaan terhadap profesi hingga saat ini-dan diniatkan akan di arungi sepanjang hayat dikandung badan.
Tahun 2022 ini, Phillip mencapai 15 tahun berkiprah di dunia industri fashion. Passion kreatif Phillip mencatat tonggak pada 10 tahun lalu, ketika dia jatuh cinta pada kain lurik. Kemudian memutuskan focus mengolah kain tradisional Lurik. Cinta dan kesetiaanya pada lurik melahirkan brand KONSEP by Philip “Ethnic Treasure Tomorrow’s Fashion”.
Karya dan nama Phillip seakan memberi napas baru dalam pemberdayaan kain-kain lurik yang dihadirkan menjadi busana-busana yang berjiwa muda, urban dan kekinian. Pilihan Phillip untuk menekuni wastra Nusantara telah menorehkan catatan panjang dalam proses kreatif penciptaannya.
Love Loyalty Dedication ini secara khusus sekaligus persembahan dan penghormatan untuk almarhum Wim van Kuijk, sosok penting yang menginspirasi, mendorong, mendukung dan tiada henti memberi motivasi Phillip dalam perjalanan pengembaraannya di dunia rancang busana ini.
Dan di titik ini, Phillip sangat siap hadir dengan energi kebersinambungan antara budaya lokal dan tuntutan global, yang musti sinergis dengan generasi milenial.
Dalam show pagelaran tunggal ini Phillip menampilkan 72 busana yang terbagi menjadi 2 sequence.
Indonesian Culture.
Busana siap pakai eksplorasi kain-kain wastra Indonesia: lurik, tenun ikat, batik, dll. Gaya layering dan draperi yang menjadi ciri khas Phillip akan tampil beragam warna dan gaya sarung untuk pria dan wanita. Outer dan berbagai modifikasi gaya kimono look mendominasi koleksi pada sequence 1.
Campuran warna tradisional serta ekletik menjadi ciri khas Phillip, pada koleksi ini sepertinya tidak memberikan nafas baru serta kejutan cutting dan styling ke seluruahn outfit. Tetapi total 36 look baju seakan membuai kekayaan Indonesia akan wastranya.
Two World United.
Pada koleksi kedua ini Philip sangat menonjolkan busana out of the box, yakni koleksi yang menggambarkan warna-warna favorit Wim. Berbicara mengenai Wim hanya ada dua kata: orange dan pink. Dress satu piece, atau padu padan warna dua pieces baju dengan motif yang seakan tidak matching.
Penerjemahan koleksi ini menjadi ciri khas Wim yaitu warna yang lembut, tetapi juga warna-warna kontras seperti shocking pink, biru, orange. Koleksi ini tidak ada unsur warna tradisonal satu pun. Motif floral, check, garis, dot, plain color mendominasi total koleksi 36 rancangan dengan lebih ke sentuhan western look.
Dalam kesempatan ini Phillip juga meluncurkan buku karya perdananya yang berjudul “LARIK LURIK Menuju Wastra Setara” yang mengisahkan perjalanan Phillip sebagai seorang fashion designer.
Bertempat di Candhari Heaven, dengan konsep outdoor dengan view Candi Prambanan, show ini juga terasa spesial dengan kehadiran beberapa selebrita Tanah Air.