"Ia akan mengakhiri setelah gelaran GP di sirkuit San Marino."
Yamaha and RNF Racing, pada Kamis (05/08), menjelang Grand Prix (GP) Inggris di Sirkuit Silverston, mengumumkan bahwa pebalap mereka Andrea Dovizioso akan pensiun dari dunia MotoGP.
Pemenang balapan MotoGP 15 kali itu telah berjuang keras sejak beralih ke Yamaha akhir tahun lalu dari Ducati.
Selama di Yamaha, Dovizioso mengaku tidak bisa menikmati balapan. Alasan itulah yang membuat ia mengambil keputusan berat ini. Ia merasa ini saat yang tepat mengakhiri karir balapnya di MotoGP.
Pebalap berkebangsaan Italia itu memutuskan bahwa balapan di Sirkuit San Misano pada September mendatang - yang merupakan rumahnya - akan menjadi penutup perjalanan panjangnya mengendarai "si kuda besi."
"Saya ingin berterimakasih kepada Yamaha dan tim, karena mereka telah memberikan dukungan yang luar biasa kepada saya dan memahami persoalan yang saya hadapi. Itu sangat penting bagi saya," kata Dovizioso di Sirkuit Silverston dilansir motosport.com, Kamis.
"Saya berbicara dengan tenang kepada mereka mengenai situasi saya. Itu adalah keputusan yang sulit karena setelah 20 tahun selalu kesulitan membuat keputusan seperti ini. Tapi tidak apa-apa, saya santai dan inilah momen untuk membuat keputusan.
"Ketika anda sebagai seorang pebalap, selama latihan, balapan, dan anda tidak berada di tempat yang anda inginkan, pikiran anda mulai mempertimbangkan banyak hal dan menyadari inilah saatnya. Jadi, inilah alasannya mengapa saya mengambil keputusan ini."
Dovizioso memulai karir MotoGP tahun 2002 di kelas 125cc, dimana ia menjadi juara dunia pada tahun 2004. Kemudian pindah ke kelas 250cc tahun 2005 dan MotoGP tahun 2008 bersama Honda.
Mengendarai mesin Honda, Yamaha, dan Ducati selama masa emasnya di kelas utama MotoGP, Dovizioso kembali ke Yamaha- setelah terakhir menunggangi pabrikan yang sama tahun 2012 bersama Tech3 - namun ia kesulitan menyesuaikan gaya berkendara dengan M1.
Davizioso mengakui bahwa sejak pertama kali di M1 musim lalu di Misano, dia merasa karakteristik motor yang dia tunggangi berbeda dengan gaya berkendaranya. Itu membuat dia harus mencoba banyak hal untuk tetap kompetitif, walaupun kenyataannya ia harus kecewa. ***