kembali-beraktivitas-pada-penderita-penyakit-jantung-apakah-saya-dapat-berolahraga-lagi-setelah-divonis-gagal-jantung
| Dok : Istimewa
Sport
KEMBALI BERAKTIVITAS PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG: “APAKAH SAYA DAPAT BEROLAHRAGA LAGI SETELAH DIVONIS GAGAL JANTUNG?”
By Hari Hendriarti Satoto *
Thu, 24 Oct 2024

Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian secara global yang merenggut sekitar 17,9 juta nyawa setiap tahunnya. Sebagian besar penyakit kardiovaskular dapat dicegah dengan mengatasi faktor risiko penyebab penyakit kardiovaskular dan paparan lingkungan yang tidak sehat seperti penggunaan tembakau, pola makan tidak sehat dan obesitas, kurangnya aktivitas fisik, penggunaan alkohol yang berbahaya, dan polusi udara.

Salah satu penyakit kardiovaskular yang sering ditemukan adalah gagal jantung. Gagal jantung identik dengan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dengan optimal ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh sehingga mengakibatkan gejala sesak dan kelelahan. Hal ini menyebabkan orang dengan gagal jantung sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan kaki, menaiki tangga, atau membawa barang belanjaan. Walaupun gagal jantung adalah kondisi serius, banyak penderita gagal jantung memiliki kualitas hidup yang baik jika kondisinya ditangani dengan obat gagal jantung yang optimal dan gaya hidup sehat, serta mendapat dukungan dari keluarga dan teman yang memahami kondisi penderita gagal jantung.

Olahraga merupakan bagian dari gaya hidup sehat yang dapat dilakukan oleh pasien dengan gagal jantung. Penelitian menyebutkan bahwa penderita gagal jantung wajib untuk melakukan olahraga sesuai dengan resep dokter. Dengan berolahraga, penderita gagal jantung dapat meningkatkan kemampuan fisiknya sehingga mengurangi gejala sesak, menurunkan angka masuk rumah sakit berulang, dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Pada pasien gagal jantung wajib untuk mengonsultasikan dirinya terlebih dahulu ke dokter jantung untuk memastikan keamanan olahraga yang akan dilakukan. Hal ini dapat dilakukan oleh dokter jantung dengan melakukan stratifikasi risiko dan uji latih jantung sebelum pemberian resep olahraga. Uji latih jantung dapat dilakukan dengan menggunakan treadmill test, ergocyle test, dan cardiopulmonary exercise test. Uji latih jantung penting dilakukan pada pasien gagal jantung karena dapat memberikan informasi kemampuan fisik maupun rekaman jantung saat latihan sehingga resep olahraga dapat diberikan sesuai kemampuan dan aman untuk dilakukan.

Pemberian resep olahraga dilakukan berdasarkan hasil uji latih jantung tersebut, kemudian olahraga dimulai sesuai dengan temuan stratifikasi risiko, apakah penderita gagal jantung dapat memulai latihan dari intensitas rendah atau sedang. Latihan dapat diberikan bertahap sesuai kemampuan penderita gagal jantung di bawah pengawasan dokter jantung. Tiap orang akan memiliki program latihan yang berbeda dan tidak bisa disamakan satu sama lain karena risiko, kondisi klinis, dan respon latihan seseorang berbeda – beda. Namun, secara umum, olahraga yang bersifat aerobik dan resistensi dapat dilakukan oleh penderita gagal jantung, ditambah dengan latihan pernapasan.

Olahraga pada pasien gagal jantung dengan kondisi klinis stabil wajib dilakukan sebagai pelengkap terapi gagal jantung. Dengan memberikan resep latihan yang aman dan memenuhi prinsip FITT-VP (Frequency, Intensity, Time, Type – Volume, Progression), pasien gagal jantung diharapkan dapat memiliki kualitas hidup yang baik, perbaikan gejala gagal jantung, serta penurunan angka masuk rumah sakit berulang. Pastikan kondisi klinis kepada dokter jantung untuk keamanan memulai latihan fisik. 

Lakukan reservasi untuk mendapatkan informasi lebih lengkap dengan menghubungi Klinik Eksekutif Privat Jantung RSUP Dr. Kariadi Semarang di nomor 1500202 ext. 7772. ***

*) dr. Hari Hendriarti Satoto, Sp. JP (K)

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Prevensi dan Rehabilitasi Kardiovaskular RSUP Dr. Kariadi Semarang.



Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru