jejak-budaya-keraton-kasunanan-solo
Keraton Kasunanan Solo Keraton ini didirikan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono II (Sunan PB II) pada tahun 1744 | DODY WIRASETO/LIONMAG
Destination
Jejak Budaya Keraton Kasunanan Solo
Dody Wiraseto
Sun, 16 Jun 2024

Lalu lalang kendaraan pribadi, motor hingga becak tidak menghalangi orang-orang berkumpul di sebuah bangunan berwarna biru. Senada dengan gapura yang menjadi pintu masuknya, bangunan ini terlihat dominan mengisi tepian jalan. Bangunan ini adalah salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Mataram, di mana saat itu kerajaan tersebut terpecah menjadi dua. Inilah Keraton Kasunanan Solo, destinasi wisata wajib bila ke Solo, Jawa Tengah.

Keraton ini didirikan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono II (Sunan PB II) pada tahun 1744 sebagai pengganti Keraton Kartasura yang rusak akibat Geger Pecinan pada 1743. Memiliki luas area sekitar 54 are dan banyak koleksi patung, senjata dan pusaka kerajaan. Kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal Sri Sunan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kerajaan hingga saat ini.

Salah satu bangunan bertingkat yang menarik di Keraton Kasunanan yaitu Menara Sanggabuwana, konon menjadi tempat bertemunya Ratu Laut Selatan dengan Raja. Menara ini didirikan oleh Sri Susuhanan Pakubuwono III pada tahun 1782. Menara setinggi 30 meter ini berfungsi sebagai menara dan tempat memata-matai Belanda pada masa penjajahan.


Bila dilihat sekilas, dari sisi arsitektur keraton ini memiliki sedikit persamaan dengan Keraton Yogyakarta. Hal ini dikarenakan salah satu arsitek keraton ini adalah Pangeran Mangkubumi (kelak bergelar Sultan Hamengkubuwana I) yang juga menjadi arsitek utama Keraton Yogyakarta. Keraton Surakarta saat ini dibangun secara bertahap dengan mempertahankan pola dasar tata ruang yang tetap sama dengan awalnya.

Pembangunan dan restorasi secara besar-besaran terakhir dilakukan oleh Susuhunan Pakubuwana X yang bertahta 1893-1939. Sebagian besar keraton ini bernuansa warna putih dan biru dengan arsitekrur gaya campuran Jawa-Eropa. Jejak sejarah yang ada pun semakin menarik untuk ditelusuri karena di komplek keraton ini dilengkapi dengan museum yang menyimpan beragam koleksi milik kasunanan.

Walau terbuka untuk umum, tidak semua area keraton bisa dikunjungi oleh wisatawan. Area di Keraton Kasunanan yang boleh dikunjungi publik salah satunya adalah pendopo besar di dalam Sasana Sewaka, dimana pertunjukan tari dan gamelan disuguhkan di tempat itu. Ketika masuk Sasana Sewaka wisatawan harus melepaskan alas kaki dan berjalan dengan kaki telanjang di hamparan pasir yang diambil langsung dari Pantai Parangkusumo dan Gunung Merapi.

Di area ini kerap dijadikan tempat bersantai oleh wisatawan. Dikelilingi pepohonan rindang, area Sasana Sewaka begitu teduh. Saking teduhnya, kadang ada sekelompok wisatawan tanpa sungkan duduk langsung beralaskan pasir sembari bercanda atau berdiskusi. Di wilayah yang tidak bisa dimasuki masih bisa dilihat secara langsung, namun beberapa bagian seperti lampu ditutup oleh kain kuning.

Di dalam museum Keraton Kasunanan terdapat beragam koleksi kerajaan seperti kereta kencana, tandu, patung hingga senjata kuno dan juga beberapa koleksi lainnya. Di dindingnya pun terdapat gambaran-gambaran yang menceritakan sejarah perjuangan zaman dahulu. Di beberapa sudut juga terpampang silsilah kerajaan. Keraton Kasunanan Solo adalah wahana edukasi yang tepat, untuk mengetahui bagaimana sejarah masa lalu dan dirawat agar tetap lestari.


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru