indonesia-dalam-sketsa-pengalaman-imersif-pertama-basoeki-abdullah
14 karya maestro seni lukis Indonesia Basoeki Abdullah dihadirkan dalam format imersif untuk kali pertama di Jakarta. | DOC. GALERI INDONESIA KAYA | IMAGE DYNAMICS
Art & Culture
Indonesia dalam Sketsa: Pengalaman Imersif Pertama Basoeki Abdullah
Devy Lubis
Thu, 14 Nov 2024

Karya-karya maestro seni lukis Indonesia Basoeki Abdullah kini dapat dinikmati dalam format digital. Pameran dengan konsep imersif bertajuk 'Indonesia dalam Sketsa' digelar di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, 13 November 2024 - 25 April 2025.

Penikmat seni dapat menikmati kembali sepilihan lukisan yang telah dikurasi melalui media virtual. Karya-karya tersebut mempresentasikan keberadaan alam Indonesia, serta kisah-kisah lokal seperti mitos dan legenda. Antara lain 'Flora dan Fauna Kekayaan Langka' (1980-an), 'Sungai Tak Pernah Kembali' (1970-an), 'Pantai Flores' (1942), 'Jika Tuhan Murka' dan 'Pemandangan di Kintamani' (1950-an), juga 'Landscape of Gunung Merapi' (1970) yang monumental. 

Tak hanya pemandangan yang turut menandai identitas karya sang maestro, pameran digital ini juga menampilkan karya-karya yang terinspirasi dari kisah pewayangan. Sebut saja lukisan 'Bima Suci' (1984), 'Pertempuran Gatotkaca Lawan Antasena Memperebutkan Sembadra' (1954), dan 'Perkelahian antara Rahwana dan Jatayu Memperebutkan Sita' (1950 - 1954).

Empat lukisan potret diolah secara digital untuk memberikan pengalaman interaktif. Potret Diri Soekarno, dr. Wahidin Sudirohusodo, RA Kartini (1976), dan potret dirinya sendiri, Basoeki Abdullah (1940-an).


Lukisan-lukisan tersebut merupakan koleksi dari berbagai tempat antara lain Museum Basoeki Abdullah di Jakarta, Museum Kebangkitan Nasional, Istana Kepresidenan Jakarta, dan Istana Kepresidenan Bogor. Juga koleksi pribadi kolektor.

Kurator pameran 'Indonesia dalam Sketsa' Mikke Susanto menyatakan, seleksi 14 karya dilakukan dengan pertimbangan khusus. Selain untuk menunjukkan perjalanan Basoeki Abdullah sebagai maestro seni lukis, karya-karya ini diharapkan dapat memberi penikmat seni gambaran keindahan alam dan budaya Indonesia. 

"Karya-karya ini menyajikan keindahan lanskap alam seperti gunung dan sawah, hingga figur-figur mitologi dan kisah pewayangan yang lekat dengan identitas budaya lokal. Melalui lukisan-lukisan ini, pengunjung tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan pesona alam yang dikemas dengan teknologi digital," ungkapnya.

Mikke berharap, 14 karya Basoeki Abdullah yang dikemas dengan teknologi interaktif ini mampu menghadirkan Indonesia dalam perspektif yang menyentuh dan imersif. "Melampaui sekadar representasi visual," lanjutnya. 

Pemerhati seni Amalia Wirjono mengatakan, konsep penyajian karya seni melalui format digital baik dalam bentuk video mapping, augmented reality, virtual reality, mixed reality, dan extended reality adalah sesuatu yang niscaya. Perkembangan teknologi memungkinan terjadinya pergeseran cara dalam menikmati karya seni lukis, menjadi lebih dekat dengan generasi masa kini yang memaknai pengalaman secara personal.

"Membuat mereka (Generasi Z dan generasi yang lebih muda) mengenal dan menghargai salah satu maestro seni Indonesia," paparnya.  

Senada, Laila Azra, pemrakarsa Gondola Team (sekelompok seniman multidisiplin) yang berkolaborasi dengan Indonesia Kaya dalam menghadirkan pameran ini, mengungkapkan, "Menampilkan karya-karyanya dalam format digital bukan berarti mengurangi nilai aslinya, tetapi justru membuatnya lebih mudah diakses oleh semua orang, terutama anak muda yang lebih dekat dengan teknologi." ***






Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru