indonesia-berkontribusi-dalam-international-seaweed-symposium-2025-iss25
| Dok Istimewa
Indonesia Berkontribusi dalam International Seaweed Symposium 2025 (ISS25)
By Admin
Sat, 10 May 2025
Menyuarakan Masa Depan Rumput Laut Tropis di Panggung Global

Kanada – 9 Mei 2025 - Simposium Rumput Laut Internasional ke-25 (International Seaweed Symposium/ISS25) yang diselenggarakan oleh International Seaweed Association (ISA) telah sukses digelar pada 4–9 Mei 2025 di Victoria, British Columbia, Kanada. Acara prestisius ini menjadi ajang pertemuan global bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor rumput laut dari berbagai negara, termasuk ilmuwan, akademisi, pelaku usaha, industri, mahasiswa, hingga pengambil kebijakan.

ISS25 tahun ini dihadiri oleh sekitar 730 delegasi dari 34 negara, memperkuat semangat kolaborasi lintas sektor dan lintas negara dalam mengembangkan ekosistem rumput laut berkelanjutan. Beragam topik strategis dibahas dalam rangkaian presentasi ilmiah, forum diskusi, dan pertemuan industri, antara lain: inovasi dalam budidaya dan pemrosesan rumput laut, kontribusi rumput laut terhadap perubahan iklim melalui penyerapan karbon (blue carbon), serta peluang industri berbasis ekonomi biru.

Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) turut mengambil peran aktif dalam simposium ini melalui partisipasi langsung oleh Ketua Umum ARLI, Safari Azis. Dalam sesi presentasi poster, ARLI menampilkan presentasi berjudul: “Cultivating a Greener Future by a Blue Carbon Breakthrough – The Seaweed Carbon Sink Cooperation between The Indonesia Seaweed Association (ARLI) and The China Algae Industry Association (CAIA)”, yang menyoroti kolaborasi strategis antara Indonesia dan Tiongkok dalam mendukung potensi rumput laut sebagai solusi penyerapan karbon alami dan kontribusinya terhadap iklim global.


Selain itu, Ketua Umum ARLI juga melakukan sejumlah kegiatan strategis, antara lain:

• Pertemuan industri (Industrial Meeting) dengan pelaku usaha global dalam bidang rumput laut untuk membahas rantai nilai, investasi, dan inovasi teknologi.

• Diskusi khusus dengan Presiden ISA, Dr. Helena Abreu, serta beberapa mantan Presiden ISA guna membahas tantangan dan solusi pengembangan rumput laut tropis kedepan, termasuk perbedaan perspektif internasional terhadap klasifikasi komoditas rumput laut. Dalam diskusi ini, ARLI menyoroti bahwa di Indonesia rumput laut masih diklasifikasikan dalam nomenklatur Unit Pengolahan Ikan (UPI), dimana hal ini dianggap tidak relevan oleh komunitas internasional yang melihat rumput laut bukan sebagai komoditas ikan atau perikanan lainnya. ARLI bersama ISA mendorong perlunya adopsi nomenklatur yang lebih tepat, yaitu Unit Pengolahan Rumput Laut (UPRL) untuk menegaskan identitas sektor ini secara spesifik.

Pada acara penutupan ISS25, Ketua Umum ARLI, Safari Azis, mendapat kehormatan untuk menyampaikan “Thank You Remarks” kepada pihak penyelenggara ISS 2025 dan Presiden ISA. Selanjutnya sebagai bentuk apresiasi dan simbol budaya Indonesia, beliau menyerahkan kenang-kenangan berupa hiasan khas yang terbuat dari Tropical Seaweed Algarium kepada Presiden ISA, Dr. Helena Abreau.

Keterlibatan aktif ARLI dalam ISS25 mencerminkan komitmen Indonesia dalam memajukan sektor rumput laut tropis yang berkelanjutan, memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional, serta memperjuangkan perubahan sistemik yang lebih sesuai dengan karakteristik dan potensi rumput laut tropis(*)


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru