Pada tanggal 30 Desember 1941, di sebuah ruang tamu di Ottawa, Yousuf Karsh, fotografer Armenia-Kanada berusia 33 tahun, menunggu dengan kamera format besarnya. Subjek foto yang ditunggu bukan orang sembarangan, melainkan Winston Churchill, Perdana Menteri Inggris yang baru saja pidato di depan Parlemen Kanada.
Karsh hanya diberi waktu dua menit. Churchill memasuki ruangan dengan cerutu yang tergenggam.
Adegan berikutnya menjadi legenda di dunia fotografi. Karsh meminta Churchill untuk menyingkirkan cerutunya karena mengganggu komposisi foto, tetapi Churchill menolak. Tanpa pikir panjang, Karsh mendekat, mengambil paksa cerutu tersebut, dan berkata, "Forgive me, Sir." Karsh kembali ke kameranya. Tindakan itu membuat Churchill marah! Dia menatap Karsh dengan sorot mata tajam, lalu klik. Yousef menekan kabel pelepas rana. Ekspresi itu berhasil terekam sempurna.
Tatapan kemarahan itu, tatapan "membunuh" itu, justru menjadi sebuah mahakaryanya dalam potret. Churchill akhirnya berkata, "You can even make a roaring lion stand still to be photographed." Sejak saat itu, foto tersebut dikenal sebagai "The Roaring Lion”.

Majalah Life Edisi Mei 1945. Foto Makhfud Sappe.
Drama sesi dua menit ini menghasilkan potret paling ikonik abad ke-20. Foto ini menjadi sampul majalah Life edisi 21 Mei 1945. Ekspresi Churchill yang seakan "mengaum" menjadi simbol keteguhan pasukan Inggris selama Perang Dunia II.
Saya beruntung menyaksikan pameran tunggal karya Yousuf Karsh pada acara FIAP (The Federation Internationale de L’Art Photographique) Photo Meeting di Beijing pada Januari 2018. Dalam pameran tersebut, berbagai reproduksi karya legendaris Karsh dipamerkan, termasuk potret "The Roaring Lion" yang tetap memukau meski telah berpuluh tahun sejak pemotretannya. Karya-karya Karsh memperlihatkan kemampuan menangkap karakter setiap tokoh yang difotonya.
Karier Karsh pun melejit. Potret Churchill ini diakui sebagai foto yang mengubah hidupnya dan foto paling banyak direproduksi dalam sejarah fotografi.
“My portrait of Winston Churchill changed my life. I knew after I had taken it that it was important picture, but I could hardly have dreamed that it would become one of the most widely reproduced images in the history of photography," tulis Yousuf dalam laman Karsh.org
Karsh kemudian memotret banyak tokoh politik ternama dan artis, antara lain Ratu Elizabeth II, Charles de Gaulle, Fidel Castro, J. Nehru, John F. Kennedy, Raja Faisal, Muhammad Ali, Ernest Hemingway, Pablo Picasso, dan Presiden Soekarno saat berkunjung ke Kanada.

Soekarno, Presiden Pertama Indonesia dipotret oleh Yousuf Karsh pada tahun 1956. Repro dari : www.karg.org

Foto Pablo Ruiz Picasso difoto oleh Yousuf Karsh pada Tahun 1954. Foto Makhfud Sappe

Foto Presiden AS ke-35 John F. Kennedy. Foto Makhfud Sappe

Foto Mikhail Gorbachev Karya Yousef Karsh yang dipamerkan di Acara Photo Meeteng FIAP 2018 di Tiongkok. Foto Makhfud Sappe

Yousuf Karsh. Foto Istimewa
Karyanya juga tercetak pada uang kertas £5 Bank of England sejak 2016. Yousuf Karsh lahir 23 December 1908 di Mardin (sekarang Turki) wafat 13 Juli 2002 di Boston, AS.
Kisah foto ‘Singa Mengaum’ belum berakhir. Foto cetakan asli yang dipajang di Fairmont Château Laurier, Ottawa, hilang antara Desember 2021 dan Januari 2022. Seseorang menggantinya dengan foto tiruan. Pihak hotel baru menyadarinya delapan bulan kemudian.
Akhirnya, setelah dua tahun pencarian, foto itu ditemukan di Italia. Seorang pengacara di Genoa membelinya di lelang Sotheby’s tanpa mengetahui bahwa itu adalah barang curian.
Pada bulan September 2024 foto ‘Singa Mengaum’ diserahkan kembali dalam sebuah upacara di Kedutaan Kanada di Roma. Pelakunya, Jeffrey Wood dari Ontario, berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun pada Mei 2025. (*)
