dinginnya-puncak-taipei-101
Gedung Taipei 101, Gedung Tertinggi di Taiwan | TEGUH SUDARISMAN
Architecture & Design
Dinginnya Puncak Taipei 101
Teguh Sudarisman
Mon, 06 Apr 2020

Belum dianggap ke Taiwan kalau belum merasakan sensasi dihembus angin kencang di ketinggian 460 meter.

Belum dianggap ke Taiwan kalau belum merasakan sensasi dihembus angin kencang di ketinggian 460 meter. Suasana mendung berubah menjadi rintik hujan saat saya tiba di pelataran gedung Taipei 101 di Distrik Xinyi, kawasan pusat bisnis di Taipei, Taiwan. Berdiri di halaman pencakar langit berdinding kaca emerald kebiruan ini saya tak bisa melihat puncaknya. Selain karena tinggi, struktur bangunannya yang seperti kotak uang kuno cina yang bertumpuk-tumpuk sama besarnya, membuat menara puncaknya terhalang struktur di bawahnya.

Ada yang bilang strukturnya mirip pagoda cina, tapi ada juga yang bilang mirip bambu beruas-ruas. Satu kotak atau ruas itu mewakili delapan tingkat, dan ditandai dengan ornamen ruyi alias ‘awan surga' sebagai jimat pelindung gedung.

Sejak diresmikan 31 Desember 2004 dan menjadi gedung tertinggi di dunia hingga 2010 -sebelum kemudian digantikan oleh Burj Khalifa di Dubai- Taipei 101 telah menjadi ikon wisata paling terkenal di Taiwan. Setiap tahun jutaan turis mengunjungi gedung yang punya tinggi 509,2 meter ini. Selain untuk mencoba lift tercepat di dunia -dari lantai 5 ke lantai 89 hanya butuh 37 detik- tentu untuk menikmati pemandangan kota Taipei dan sekelilingnya dari gedung ini.

Taipei 101 Mall di lantai dasar gedung ini telah penuh oleh pengunjung, dengan tiap konter menawarkan oleh-oleh khas Taiwan yang bisa dicicipi dulu. Saya naik lift ke lantai 5, di mana penjualan tiket berada. Sudah bisa diduga, antrinya panjang sekali. Beruntung saya sudah punya tiket 101 Skyline 460 yang tak hanya bisa untuk menikmati indoor observatory di lantai 88 dan 89 tapi juga outdoor observatory di lantai 101, tingkat tertinggi gendung ini.

Seorang petugas khusus membawa saya melewati antrian pengunjung ini menuju ‘lift tercepat di dunia', yang begitu masuk langsung disambut dengan pemandangan gugusan bintang dari atap lift, dan hitungan detik menuju saat menuju lantai 89. Tepat 37 detik.

Dari lantai ini dan lantai 88, selain melihat pemandangan kota Taipei dari balik dinding kaca, pengunjung juga bisa melihat Tuned Mass Damper, pendulum raksasa berbentuk bola baja bersirip-sirip dan berwarna emas yang beratnya mencapai 660 ton. Pendulum terbesar di dunia ini menggantung di pusat gedung, dari lantai 92 ke lantai 87, dan berfungsi untuk meredam goncangan pada gedung oleh angin topan hingga kecepatan 213 km/jam, maupun gempa bumi terkuat yang pernah dialami Taiwan. Masih ada dua pendulum lagi yang lebih kecil di puncak menara gedung, yang memiliki fungsi sama.

Kalau ingin melihat pemandangan 360 derajat dari luar gedung, pengunjung bisa naik tangga ke lantai 91, di ketinggian 390,6 meter. Cuma, untuk mengatasi angin yang kencang di ketinggian ini, pagar pembatasnya dibuat tinggi dan agak rapat sehingga tidak maksimal melihat pemandangan kota. Terlebih bagi pengunjung yang pendek atau duduk di kursi roda. Untungnya, mulai 15 Juni 2019 lalu, para pengunjung bisa naik hingga ke lantai 101, dan melihat pemandangan keempat penjuru kota Taipei dari dek terbuka 101 Skyline 460, dengan pagar yang lebih rendah. Sesuai namanya, ketinggiannya 460 meter dari atas tanah. Bisa kebayang kan sensasinya?

Untuk menuju ke lantai 101 harga tiketnya memang berbeda. Kalau untuk ke lantai 88-89 tiketnya 600 NTD (sekitar Rp 275.000), untuk ke lantai 101 biayanya 2700 NTD (sekitar Rp 1,25 juta). Harga ini sudah termasuk pemandu khusus, fasilitas pengaman, satu foto cetak saat di dek pandang, gelas dan botol minum bergambar Taipei 101, serta gratis secangkir coffee among the clouds di kafe lantai 89. Jumlah pengunjung per sekali naik juga dibatasi maksimal 12 orang per grup. Tiap grup hanya diberi waktu 40 menit, dan dalam satu hari hanya diperbolehkan tiga grup saja.

Dari lantai 89, pemandu membawa saya naik lift servis ke lantai 93. Di sini, saya mesti menyimpan tas, perhiasan, tongsis, jam tangan, dan dompet di loker. Kamera dan handphone boleh dibawa, tapi handphone mesti dimasukkan ke dalam kantong khusus bertali. Kacamata mesti diikat dengan tali, dan saya juga dibantu staf khusus di situ untuk memakai tali pengaman, sama seperti kalau mau bungee jumping.

Dari sini saya masih naik lift yang berbeda lagi ke lantai 100, dilanjutkan dengan naik tangga sebanyak 9 kali ke lantai 101. Baru kemudian ada pintu keluar ke dek pandang.

Capek? Iya, hahaha! Tapi rasa capek ini akan segera terbayar dengan hawa yang sejuk segar di ketinggian 460 meter ini. Memang sih, tidak benar-benar sampai ke bagian paling puncak gedung, karena di atas lantai ini tinggal menara komunikasi saja.

Dua petugas sudah menunggu di sini. Satu orang bertugas mengikatkan tali pengaman di belakang badan ke pengait di pagar baja, dan satu orang lagi fotografer yang sudah bersiap dengan kameranya untuk mengabadikan momen bersejarah ini. Beruntung hujan sudah lewat, tinggal sisa airnya saja yang membasahi lantai dek pandang.

Sambil antri menunggu giliran difoto, kita bisa berswafoto dengan latar belakang negeri Taiwan yang indah. Di sisi selatan dan barat adalah pemandangan kota Taipei yang padat dengan gedung-gedung tinggi. Di sebelah utara adalah Laut Cina Selatan, dan di sebelah timur Pegunungan Yangmingshan.

Tergantung waktu dan musim saat berkunjung, saat winter ini -antara Desember hingga Februari- angin yang menderu kencang dan dingin menerpa saat saya berada di dek bagian utara. Tak ayal saya menggigil dan kesulitan mengambil foto atau video. Awan di atas kepala juga serasa bergerak cepat, dan pilar-pilar gedung di atas kepala seperti bergoyang-goyang. Tapi, sepanjang tidak turun hujan dan ada petir, sensasi dihembus angin ini menyenangkan, koq. Dan untungnya saya cukup memutari dek ini sekali saja, hahaha!

Setelah puas berfoto-foto dan habis waktunya, saya dan pemandu turun lewat tangga lagi, lalu turun dengan lift ke lantai 93 untuk melepaskan tali pengaman. Kami masih akan turun lagi dengan lift ke lantai 89 untuk mengambil foto dan suvenir. Setelah itu, barulah saya bisa bernafas lega. Kini saatnya bersantai sejenak sambil menikmati secangkir kopi hitam yang atasnya berhias segumpal awan putih besar cotton candy. Nanti saya akan puas-puasin lagi melihat lagi Tuned Mass Damper, kemudian turun ke lantai dasar dan berbelanja sepuasnya di Taipei 101 Mall.

Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru