Dari Desa Nelayan Menjadi Desa Wisata
Markus Laimera adalah orang yang turut menggagas perubahan Desa Welora, yang awalnya hanya sebuah desa nelayan yang terpinggirkan, kemudian menjelma menjadi salah satu destinasi wisata unggulan yang ada di Maluku Barat Daya.
Awal mula desa ini beranjak menjadi desa wisata adalah hilir-mudiknya beberapa kapal LOB (Live on Board) di laut sekitar desa. Para penduduk awalnya mengira kapal-kapal ini akan mencuri ikan di daerah mereka. Namun, yang mereka heran adalah mengapa penumpangnya semua orang asing.
Kapten kapal kemudian dipanggil ke desa untuk menjelaskan kegiatan mereka di sini. Setelah mendapat denda adat karena kegiatan tidak berizin, sang kapten kapal memberitahu satu hal yang sampai saat ini masih membekas di benak Markus Laimera.
“Percayalah, suatu saat akan banyak kapal yang mampir di sini untuk berwisata.”
Ucapan ini sontak memotivasi Markus Laimera dan seluruh penduduk untuk bersama-sama membangun Desa Welora menjadi desa wisata. Puncaknya, desa ini
mendapat juara pertama dalam ajang Anugrah Pariwisata Indonesia (API) Award kategori destinasi wisata baru pada tahun 2020.
Dunia bawah laut di sekitar Desa Welora adalah salah satu atraksi yang paling diincar oleh para penyelam. Barang siapa yang memimpikan melihat lautan dengan keanekaragaman hayati yang masih terjaga, lihatlah laut di sekitar Desa Welora.
Ikan kerapu dengan ukuran raksasa bermain riang di terumbu karang yang masih sehat, gerombolan barakuda yang menari dengan arus air, hingga ikan napoleon yang melimpah menjadi sebuah pertanda akan laut dengan mutu terbaik.
Kondisi tersebut bukan terjadi begitu saja. Kesadaran penduduk desa akan pariwisata dan konservasi yang mereka terapkan saling bersinergi. Dalam hal ini, penduduk juga didampingi oleh salah satu lembaga konservasi dunia, Yayasan WWF-Indonesia, dalam upaya mewujudkan pariwisata bahari yang berkelanjutan. Laut yang sehat tentu akan mendatangkan banyak manfaat, bukan?
Selain pariwisata bawah laut yang memukau, Desa Welora juga menawarkan beberapa pantai dengan pasir putih yang halus yang jauh dari kata "membludak". Sebut saja; Pantai Inloy yang menjadi akses utama desa, Pantai Watwew yang diapit tebing, hingga Pantai Awarel dengan garis pantai yang panjang.
Paket Wisata Welora
Desa Welora menawarkan paket wisata yang bisa dinikmati pengunjung. Pertama, paket wisata penyambutan, pengunjung mendapatkan sambutan adat dengan segelas sopi (minuman alkohol khas Maluku) dan sebuah topi, diiringi oleh musik dan tari seka, sembari mengitari ke berbagai tempat bersejarah di desa dengan dipandu oleh pemandu lokal.
Paket selanjutnya adalah wisata selam, dengan rincian tiga kali penyelaman dan dilengkapi dengan makterbit terbitan siang, dan juga kudapan lokal untuk mengisi perut selama kegiatan berlangsung. Paket wisata penyambutan dibanderol sekitar 2 juta rupiah, sedangkan wisata selam dibanderol sekitar 750.000 rupiah.
Tamu-tamu dari berbagai belahan dunia terus berdatangan ke Desa Welora. Jumlah kunjungan terus meningkat dari tahun ke tahun. Welora, barangkali menjadi destinasi lanjutan bagi para wisatawan yang menggemari hopping islands atau yang mencari keheningan dan keselarasan dengan alam.
Tradisi, konservasi, perjamuan sepenuh hati adalah nilai-nilai yang sepenuhnya dipegang oleh penduduk di sana. Semarak wisata Indonesia tidak lagi hanya diisi oleh wisata-wisata arus utama seperti Bali, Lombok, atau Pulau Komodo, yang sudah kadung padat oleh para pelancong.
Siapkah kamu mengunjungi the forgotten paradise dari salah satu kabupaten terluar di Indonesia?
Artikel ini terbit juga di Inflight Magazine LIONAIRGROUP edisi JUNE JULI 2024