dag-dig-dug-naskah-putu-wijaya-dipentaskan-akhir-bulan-ini
Sesi latihan persiapan pementasan Teater Populer. | Bakti Budaya Djarum Foundation
Travel Idea
DAG DIG DUG, Naskah Putu Wijaya Dipentaskan Akhir Bulan Ini
Devy Lubis
Sat, 11 Jan 2025

Naskah karya Putu Wijaya dipentaskan awal tahun ini. Pertunjukan bertajuk DAG DIG DUG yang disutradarai Slamet Rahardjo siap menghibur penikmat seni di Teater Salihara, Jakarta, 25 dan 26 Januari 2025.

Lakon ini diproduseri oleh Paquita Widjaja dan Samuel Wattimena, dengan co-produser Taba Sancabakhtiar. Selain menampilkan Slamet Raharjo, DAG DIG DUG juga akan menampilkan Niniek L. Karim, Donny Damara, Reza Rahadian, Kiki Narendra, dan Jose Rizal.

Berlatarkan tempat di Yogyakarta, Jawa Tengah, lakon ini mengisahkan sosok Chaerul Umam, seorang mahasiswa yang berpengetahuan luas, cerdas, rendah hati, berkharisma dan pimpinan gerakan mahasiswa. Ia menjadi pembicaraan karena tewas secara tiba-tiba dalam kasus tabrak lari.

Kecelakaan lalu lintas yang dialami oleh Chaerul Umam dicurigai sebagai kecelakaan yang direncanakan. Kecurigaan itu didasarkan pada kejanggalan alasan kematiannya.

Bagi Slamet Rahardjo, lakon ini bukan sekadar pementasan, melainkan cerminan kegelisahan dan harapan yang dikemas dalam narasi dengan sebab-akibat yang jelas. Setiap adegan dirancang dengan dimensi ruang, waktu, dan peristiwa yang terjalin erat untuk menghidupkan cerita.

“Saya berharap lakon ini mampu menyentuh hati dan memberikan pengalaman berkesan bagi para penikmat seni,” ungkapnya, melalui keterangan tertulis, 8 Januari 2025.

Senada, bergabung dalam lakon DAG DIG DUG menjadi sebuah pengalaman yang menarik bagi aktor kawakan Reza Rahadian. Naskah karya Putu Wijaya ini, kata dia, menawarkan kedalaman cerita yang penuh emosi dan relevansi, tidak hanya bagi para pemain, tetapi juga bagi para penikmat seni.

“Saya merasa terhormat dapat bekerja sama dengan para seniman hebat di bawah arahan Slamet Rahardjo untuk menghadirkan cerita yang sarat makna ini. Semoga lakon ini dapat membuka ruang refleksi sekaligus menjadi sajian yang bermakna,” paparnya.

Pertunjukan ini merupakan kolaborasi antara Teater Populer bersama AP Production dan Bakti Budaya Djarum Foundation.


Peran Teater dalam Industri Perfilman Indonesia

Teater Populer sendiri adalah salah sebuah kelompok teater Indonesia yang berdiri pada 1968. Kelompok yang didirikan oleh seniman Teguh Karya dan kini diteruskan oleh Slamet Raharjo ini sudah memproduksi ratusan pertunjukan, melahirkan banyak bintang, dan menjadi ikon teater di Indonesia.

Selain memberi pengaruh dan kontribusi besar pada dunia seni teater, Teater Populer juga menjadi jembatan untuk membawa elemen-elemen teater ke dunia perfilman Indonesia.

Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengamini, Teater Populer merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah seni pertunjukan di Indonesia. Sejak didirikan 57 tahun yang lalu, kelompok ini menghadirkan karya-karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menggugah pemikiran dan perasaan penonton.

“Melalui kolaborasi, kami berharap dapat terus mendukung keberlanjutan Teater Populer dalam melestarikan nilai-nilai budaya dan seni yang bermakna bagi masyarakat Indonesia,” kata Renita.***


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru