Lionmag.id, Ambarawa - Lokomotif-lokomotif hitam legam terjajar di ruang terbuka Museum Kereta Api Ambarawa. Rupa klasiknya tetap terjaga meski telah menjadi bagian sejarah perkeretaapian Indonesia. Saksi bisu lintas zaman yang bisa dilihat lewat rangkaian foto-foto zaman dulu di lorong sebelahnya. Di tengah area, berdiri megah stasiun berarsitektur kolonial berumur hampir sama tuanya dengan lokomotif-lokomotif yang ada.
Jika selama ini wisatawan masih samar antara Kabupaten Semarang dan Kota Semarang, dari sudut pandang kereta api perbedaan itu kentara. Jika Kota Semarang terkenal dengan Lawang Sewu yang dulunya menjadi Kantor Pusat kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Museum Kereta Api Indonesia ini adalah stasiunnya yang dibangun oleh NISM dengan nama Stasiun Willem I.
“Lawang Sewu itu kantor pusatnya, Museum Kereta Api Ambarawa adalah stasiunnya,” ujar Muchsin, pemandu di Museum Kereta Api Ambarawa yang menemani rombongan Press Tour Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf) ke Kabupaten Semarang. Rabu, 30 April 2022.
Sebagai sebuah stasiun yang diresmikan pada 21 Mei 1873, pembukaannya sebagai bagian dari jalur lintasan kereta api Kedungjati-Ambarawa. Setelah dialihfungsikan sebagai Museum Kereta Api Ambarawa pada 1976, museum yang terletak di Jalan Stasiun Nomor 1 Ambarawa ini menjadi satu-satunya museum kereta api berteknologi kuno peninggalan penjajahan Belanda di Indonesia.
Museum ini menampilkan koleksi perekeretaapian dari masa Hindia Belanda hingga pra kemerdekaan RI yang meliputi sarana, prasarana dan perlengkapan administrasi. Tidak hanya mengitari bangunan stasiunnya, di museum ini juga menyimpan 26 lokomotif uap, 4 lokomotif diesel, 5 kereta dan 6 gerbong dari berbagai daerah.
Melengkapi pengalaman melihat puluhan lokomotif uap, wisatawan pun bisa naik kereta wisata dengan salah satu lokomotif legendarisnya bernomor seri B25. Lokomotif berusia 120 tahun ini berbahan bakar kayu masih beroperasi untuk menarik KA Wisata Ambarawa melintasi rel bergerigi yang terdapat di jalur kereta api Ambarawa-Bedono.
Untuk naik kereta wisata menggunakan lokomotif seri B25 ini wisatawan harus membayar harga yang bervariatif tergantung jumlah penumpang dan rangkaian kereta dengan maksimal 120 orang. Rentang harganya mulai dari Rp10.000.000 hingga Rp15.000.000. Ada pilihan lokomotif berbahan diesel dengan harga yang lebih terjangkau mulai dari Rp5.000.000 sampai Rp10.000.000
Untuk tiket masuk museum seluas kurang lebih 1,6 hektare ini, wisatawan dewasa dikenakan biaya Rp20.000, anak-anak usia 3-12 tahun sebesar Rp10.000 dan wisatawan mancanegara sebesar Rp30.000.
Napak tilas dunia perkeretaapian masa lampau, dengan lokomotif legendaris yang masih beroperasi dengan baik jadi pengalaman seru tersendiri. Mengenali jejak nusantara dalam bingkai kereta.