bersatu-di-kota-palu
Pemandangan lembah dan teluk Palu saat sore hari. | foto Imra Rosadi
Destination
Bersatu di Kota Palu
By Admin
Sat, 15 Oct 2022

Kota Palu, terletak di tengah pulau Sulawesi, ibukota provinsi Sulawesi Tengah ini dikenal sebagai kota Lima Dimensi dengan teluk, lembah, pegunungan, sungai dan pantainya yang sangat menarik untuk dikunjungi

Text dan Foto : Imran Rosadi*

Indonesia memang terkenal dengan beragam tempat wisatanya, dari sabang sampai Merauke menawarkan beragama destinasi yang memiliki karakteristik tersendiri. Begitu juga dengan Kota Palu, terletak di tengah pulau Sulawesi, ibukota provinsi Sulawesi Tengah ini dikenal sebagai kota Lima Dimensi dengan teluk, lembah, pegunungan, sungai dan pantainya yang sangat menarik untuk dikunjungi. Meski mendengar nama Palu akan mengingatkan kita pada tragedi 28 September 2018, peristiwa gempa, tsunami dan likuifaksi  yang memakan ribuan korban. Namun saat inj, kota yang memiliki semboyan Maliu Nti Nuvu ini perlahan mulai bangkit.

Mengunjungi kota Palu bisa menjadi pilihan tepat bila ingin berlibur dengan suasana berbeda, beberapa tempat menarik akan menanti untuk diexplore, baik yang ada di dalam kota ataupun yang ada disekitarnya. Mulai dari bersantai di Hutan Kota, kemping ceria di Puncak Salena atau di Spot Paralayang Matantimali, mengabadikan momen indah dipantai dengan masjid Arkam Babu Rahma atau masjid terapung yang masih bertahana meski pernah tersapu Tsunami ataupun menikmati matahari tenggelam dengan suguhan landskap Kota Palu di monumen Tugu Perdamaian Nosarara Nosabatutu menjadi pilihan utama.

Tugu dan Gong Perdamaian

Dari sekian tempat yang ditawarkan, salah satu tempat yang wajib masuk list bila berada di Kota Kelor adalah mengunjungi Gong Perdamaian dan Tugu Nosarara Nosabatutu ini. Terletak di sebelah timur Teluk Palu dan berarda di atas bukit Jabal Nur, Mantikulore,, tempat ini bisa dijangkau menggunakan roda dua atau roda empat sekitar 30 menit dari pusat Kota Palu. Memasuki area tugu, kita akan dikenakan biaya donasi sebesar sepuluh ribu rupiah dari pengelola untuk biaya perawatan dan operasional itu sudah termasuk naik ke puncak menara, naik ke monumen gong, live musik dan berbagai fasilitas lain.


Suasana Sore Hari di Tugu Perdamaian, Palu. Foto Imran Rosadi

Kawasan ini dibangun sebagai wujud perdamaiandan dan persatuan bangsa Indonesia khususnya Sulawesi Tengah yang pernah dilanda konflik horisontal serta kerukunan warga Palu dengan keberagaman sukunya sesuai nama tugu “Nosarara Nosabatutu” yang merupakan semboyan suku Kaili yang berarti “Bersaudara dan Bersatu”. Dengan adanya tugu dan monumen ini diharapkan menjadi wujud perdamaian dalam keberagaman.

Selain Tugu yang memiliki 3 tingkatan dengan dominasi warna putih dan warna keemasan. Ditempat ini juga terdapat Gong Perdamaian Nusantara. Gong ini berwarna keemasan, memiliki diameter sekitar 2 meter serta berat 180 kg. Ditengah gong terdapat peta Negara Indonesia, simbol agama, lambang 34 provinsi dan ratusan lambang kabupaten dan kota di Indonesia. Diatas gong juga tertulis UUD 1945. Gong Perdamaian Nusantara ini juga terdapat dibeberapa kota, seperti Mumuju, Ambon, Bali dan sebagaianya.

Ditempat ini, selain cafe dan live music, pengunjung juga disuguhi spot-spot selfi yang sangat instagrameble, dengan latar belakang teluk dan lembah Palu. Bahka terdapat beberapa patung-patung ikonik khas Bali dan reflika patung megalit dari Lore, Poso. Tanaman Bunga dari berbagai jenis yamg menghiasi tempat ini juga menjadi pelengkap untuk mengabadikan momen-momen indah.


Spot pavorit untuk berselfi ria. Foto Imran Rosadi

Sore hari menjadi pilihan yang sangat tepat bila ingin berkunjung kesini. Bercengkrama bersama keluarga atau sahabat sembari menikmati suguhan lembah dan teluk Palu sembari menunggu matahari terbenam digantikan dengan cahaya kerlap kerlip lampu Kota Palu akan menjadi pengalaman istimewah.

Menjelang hari jadi Kota Palu yang ke 41 Tahun di bulan September sekaligus setahun tragedi gempa, tsunami dan likuifaksi. Ibu kota provinsi Sulawesi Tengah yang terkenal dengan makanan khas Kaledo dan bawang goreng ini kian berbenah dan mempercantik diri dan siap untuk dikunjungi kembali, memantapkan diri untuk kembali menjadi Kota Mutiara, kota lima dimensi yang sudah terkenal akan keindahannya sejak dulu. Ayo ke Palu!

Artikel ini pernah dimuat di Majalah LIONMAG edisi Agustus 2013

*Imran Rosadi Fotografer kelahiran Wajo, Sulawesi Selatan yang kini berdomisili di Kota Palu,  mengenal fotografi sejak kuliah Ilmu Komunikasi di Universitas Tadulako, Palu. Serius menggeluti foto perjalanan setelah resign dari bank tahun 2015. Kini aktif sebagai Ketua di Komunitas Foto Instanusantara Palu dan menjadi contributor di beberapa inflight magazine.

Download e-magazine Lionmag edisi Agustus-September 2022

Lionmag edisi Agustus-September 2022

Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru