ameng-sawang-kebudayaan-belitung-dalam-seni-koreografi
Pertunjukan ‘Ameng’ oleh sangggar seni dari Belitung di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, 27 Oktober 2024. | DOC. GALERI INDONESIA KAYA
Art & Culture
Ameng Sawang: Kebudayaan Belitung dalam Seni Koreografi
Devy Lubis
Tue, 29 Oct 2024

Pertunjukan bertajuk ‘Ameng’ menandai pentas ke-8 dari rangkaian program Kam1 Menar1 di Galeri Indonesia Kaya sepanjang bulan ini. Persembahan seni koreografi oleh Sanggar Pelita Budaya yang berasal dari Belitung pada 27 Oktober 2024 tersebut mengangkat cerita perjalanan dan kearifan lokal masyarakat adat setempat.

Ameng sendiri dipetik dari istilah ameng sewang yang bermakna suku Sawang, salah satu komunitas lokal yang mendiami Kepulauan Bangka Belitung.

Berlangsung lebih kurang 60 menit, pertunjukan ini menjadi momen bagi pelaku seni dan masyarakat umum untuk saling bertukar pikiran dan menyikapi tentang suku Sawang yang dulu hidup di lautan namun sekarang telah bermigrasi ke daratan. Pertunjukan ini juga menampilkan budaya akulturasi di mana budaya suku Sawang yang ada di Belitung, telah berpadu pada budaya lokal setelah mereka bermigrasi.


Pertunjukan ini juga menampilkan gambaran dari perjuangan suku Sawang yang berpengaruh besar bagi perubahan peradaban hingga saat ini, serta menjadi bagian dari sejarah Kepulauan Belitung.

Ketua dan Koreografer dari Sanggar Pelita Budaya Rosdian Asri Pihatino mengaku senang berkesempatan tampil di Galeri Indonesia Kaya. Adalah kebanggaan baginya mengenalkan kebudayaan Belitung kepada penikmat seni di Jakarta.

“Melalui pertunjukan ini, kami berharap dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian di kalangan penikmat seni mengenai pentingnya melestarikan seni dan budaya, terutama di kalangan generasi muda,” ungkapnya.

Lebih dari sekadar pertunjukan, lanjut Rosdian, koreografi yang mereka tampilkan juga menjadi sebuah ajakan untuk mengenang sejarah perjuangan suku Sawang, sebuah suku yang telah memainkan peran penting dalam membentuk peradaban Kepulauan Belitung hingga menjadi seperti sekarang ini.

 “Kami juga berharap, upaya kami dalam menjaga dan melestarikan seni serta kebudayaan Belitung dapat terwujud secara nyata, dan semakin banyak orang yang terinspirasi untuk turut serta melestarikannya di masa depan,” terangnya.

Sanggar Seni Pelita Budaya yang berasal dari Belitung, Kep. Bangka Belitung ini merupakan satu dari sebelas sanggar yang ikut berpartisipasi di video Hari Tari Sedunia di kanal YouTube IndonesiaKaya. Akhir pekan ini, giliran Sanggar Seni Rasa di Jambi yang akan menampilkan kreasi mereka (2 November), disusul pertunjukan Sikep Sang Timur Aji Gandrung oleh Padepokan Seni Alang-Alang Kumitir dari Banyuwangi, Jawa Timur, pada 9 November.

 Sanggar Seni Laut Biru dari Polewali Mandar, Sulawesi Barat, akan menutup rangkaian program lewat pentas bertajuk Love in the South, Peace in the West pada 10 November 2024.***

Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru