ade-habibie-refleksi-diri-lewat-seni-figuratif-dan-abstrak
Refleksi Diri Lewat Seni Figuratif dan Abstrak | DOC. HANDOUT
Art & Culture
Ade Habibie: Refleksi Diri Lewat Seni Figuratif dan Abstrak
Devy Lubis
Sun, 08 Sep 2024

Seniman kontemporer Ade Habibie menggelar pameran tunggal bertajuk ‘Spray and Soul: Art and the Mirror Stage’ di Jakarta, 30 Agustus – 11 September 2024. Pameran ini menampilkan serangkaian karya terbaru Ade yang secara umum menelusuri kompleksitas identitas manusia, sekaligus merefleksikan dinamika kehidupan pribadinya melalui medium seni.


 Pameran ini mengangkat tema tentang identitas -- bagaimana identitas kita dibentuk dan terus berkembang, mengacu pada teori psikoanalisis tentang tahap cermin (Mirror Stage). Dalam teori ini, momen ketika seorang anak mengenali bayangannya sendiri di cermin dianggap sebagai fase penting dalam pembentukan ego dan kesadaran diri.

 Melalui karyanya, Ade mengeksplorasi momen-momen krusial tersebut dan menyajikannya dalam bentuk visual yang menggabungkan elemen-elemen figuratif dan abstrak.

 Karya-karya Ade Habibie dikenal dengan penggunaan teknik cat semprot (spray paint) yang menciptakan pola dan komposisi garis, warna, ritme yang unik dan berkarakter. Dalam pameran ini, pengunjung dapat menemukan perpaduan antara kolase dan grafiti yang menciptakan dialog antara realitas dan imajinasi.


 Ade menggunakan warna-warna cerah untuk menggambarkan pergeseran emosi dari kegelisahan menuju ketenangan, dari ketidakpastian menuju penerimaan diri. Setiap karya memancarkan intensitas emosional yang mendalam, mengajak pengunjung untuk merenung dan menemukan makna di balik lapisan-lapisan visual yang disajikan.

 Ade Habibie menjelaskan, karya seni yang dia buat adalah perjalanan pribadi yang menggambarkan bagaimana dirinya melihat dan memahami diri sendiri. “Setiap warna, setiap garis, adalah refleksi dari perasaan dan pengalaman pribadi yang saya coba komunikasikan. Seni bagi saya adalah cara untuk mengeksplorasi dan menyembuhkan diri, serta untuk berbagi perjalanan ini dengan orang lain.”

 Dalam pameran ini, Ade menghadirkan sejumlah karya penting, seperti ‘King Dido’, ‘Queen Dido’, dan ‘Me and My Self’. Tiap-tiap karya menangkap aspek-aspek berbeda dari identitas pribadi dan otoritas diri.

Selain menyajikan karya lukisan (dua dimensi), tiga dimensi dan instalasi yang kuat, pameran ini juga akan menampilkan karya seni sensorik berupa instalasi interaktif dari SAE Indonesia, di mana aset visual Ade Habibie hadir dalam bentuk audio-visual dan motion graphic oleh kolaboratornya: seniman Adi Blak (tim akademik SAE) dan produser musik Geddi Jaddi Membummi (alumni audio SAE).


Kolaborasi itu memberikan pengalaman baru yang menggabungkan seni visual, audio dan sensor dalam satu ruang.

Kurator pameran Sudjud Dartanto mengungkapkan, Ade Habibie dengan perjalanan berkarya lebih dari dua dekade berhasil menggabungkan dunia seni, fesyen dan gaya hidup. “Ade sebagai pribadi dan karyanya telah membangun karakter personal dan citra visual yang berkarakter kuat dengan terobosan konsep lintas bidang,” tuturnya.

 “Selain pameran ini mengajak kita semua untuk mengapresiasi karya mutakhir seni kontemporer dari Ade Habibie, dengan pokok perhatian (subject matter) manusia dengan berbagai citra bentuknya, pameran ini dapat menjadi cermin atas pergulatan dan perjalanan identitas kita sendiri.”


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru