135-menit-pertemuan-diponegoro-dan-de-kock-dalam-interpretasi-wawan-sofwan
Interpretasi ulang terhadap perundingan Diponegoro - De Kock diangkat ke panggung pertunjukan teater di Jakarta, 9 Agustus | Dok Pribadi/Handout
Art & Culture
135 Menit: Pertemuan Diponegoro dan De Kock dalam Interpretasi Wawan Sofwan
Devy Lubis
Tue, 12 Aug 2025

Salah satu peristiwa monumental dalam sejarah Indonesia kembali diangkat ke panggung pertunjukan. Kali ini kisah pertemuan antara Pangeran Diponegoro dan Jenderal De Kock di Magelang, 28 Maret 1830.

Meski hanya 135 menit, pertemuan bersejarah itu menjadi titik balik dalam perjalanan perjuangan bangsa Indonesia.

Kelompok teater asal Bandung, Jawa Barat, Stages of Wawan Sofwan atau SOWS melakukan interpretasi ulang terhadap perundingan tersebut, dan mementaskannya dalam perform bertajuk ‘135 Menit’ di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, 9 Agustus 2025. Selama kurang lebih satu jam, penikmat seni diajak mengikuti jalannya perundingan yang menegangkan antara dua tokoh utama dengan latar ruang yang sunyi.

Naskah ini tidak hanya menghidupkan kembali momen sejarah yang monumental, tetapi juga mengajak penikmat seni merefleksikan makna perjuangan, kepercayaan, dan pengkhianatan. Di balik pengkhianatan itu, semangat dan tekad Diponegoro tak pernah padam, justru abadi sebagai simbol perlawanan terhadap penindasan.


Willem Bevers, aktor senior yang memerankan tokoh Jenderal De Kock dalam pertunjukan ini mengungkapkan, karakter De Kock di matanya adalah potret kompleks dari kekuasaan dan strategi kolonial yang sering tersembunyi di balik meja perundingan.

“Melalui peran ini, saya ingin menyampaikan bahwa sejarah bukan hanya soal kejadian, tetapi soal bagaimana kekuasaan bekerja—diam-diam, tetapi menghancurkan,” tuturnya.

Nusa Wicastya sebagai pemeran Diponegoro mengungkapkan bahwa proses kreatif 135 Menit menjadi ruang kontemplatif baginya. “Menjadi Diponegoro di atas panggung bukan sekadar soal naskah atau peran, tetapi tentang menyelami semangat perlawanan yang tak pernah mati,” cetusnya.

“Ini bukan tentang masa lalu saja, tapi tentang bagaimana kita sebagai generasi hari ini memaknai keberanian, kehormatan, dan kepercayaan. Saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari narasi besar ini,” kata Nusa, lagi.

Sementara itu, Wawan Sofwan selaku sutradara pertunjukan mengapresiasi kolaborasi dua aktor yang disebutnya sangat luar biasa, Willem Bevers dan Nusa Wicastya. ‘135 Menit’ adalah upaya mereka menghidupkan kembali perjalanan epik Pahlawan Nasional, sekaligus menjadi pengingat 200 tahun Perang Jawa.

“Pertunjukan ini berangkat dari inisiasi saya secara pribadi sebagai dramawan, dan melalui kelompok (teater) yang kami dirikan dengan semangat baru untuk menampilkan karya-karya, baik yang baru maupun lama, dalam interpretasi yang lebih relevan dengan perkembangan zaman,” jelasnya.

Pementasan ini juga menandai langkah penting Stage Of Wawan Sofwan (SOWS) yang didirikan pada 2020. Kelompok ini diprakarsai oleh Wawan Sofwan --dramawan dan pegiat teater senior yang telah mementaskan berbagai naskah teater dan monolog di panggung nasional—dan hadir dengan semangat terbarukan. 

SOWS berkomitmen untuk menampilkan karya-karya teater, yang terbaru maupun naskah klasik, dengan interpretasi yang relate dengan penonton masa kini. Melalui eksplorasi artistik dan pendekatan kreatif, SOWS menjadi ruang bagi seniman lintas generasi untuk merayakan, menghidupkan, dan menafsirkan ulang narasi-narasi yang lahir dari kekayaan sejarah dan budaya Indonesia.(*)

Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru