Berbagi pengalaman, berbagi bacaan, berbagi cerita kehidupan. Bagi pecinta buku baik itu penulis, mereka yang gemar menulis, ataupun pembaca, aktivitas berbagi akan selalu menjadi momen istimewa. Saling mencurahkan perasaan dan pikiran, saling menyerap pengetahuan, serta bertukar gagasan-gagasan yang tumbuh dari berbagai sudut pandang.
Berangkat dari semangat yang sama, Pesta Literasi Indonesia digelar kali pertama dua tahun lalu di Jakarta.
Ajang tahunan ini hadir tak hanya sebagai ruang perjumpaan bagi penulis, pembaca, komunitas, dan pegiat literasi dari berbagai penjuru Nusantara. Pesta Literasi diharapkan mampu memperluas dampak literasi secara merata; membangun ekosistem literasi yang inklusif, kreatif, dan penuh kolaborasi
Pada edisi ketiga kali ini, Gramedia Pustaka Utama selaku penyelenggara acara sengaja menghadirkan suasana berbeda. Pesta Literasi Indonesia 2025 berlangsung di 12 kota berbeda di Indonesia pada 6–28 September 2025.
Bogor menjadi kota pembuka pada 6 September lalu. Acara akan berlangsung di Garut pada 13 September ini. Satu hari berselang yakni pada 14 September, Kota Magelang di Jawa Tengah dan Malang di Jawa Timur menjadi tuan rumahnya.
Empat kota di Indonesia Timur juga siap memeriahkan Pesta Literasi Indonesia. Manado, Ambon, dan Jayapura serentak menghelat acara pada 20 September, disusul Makassar pada 21 September 2025.
Pada 27 September mendatang, gelaran yang sama menyapa Kota Medan, Sumatera Utara. Sementara Pesta Literasi di Padang akan dilangsungkan satu hari kemudian, pada 28 September --bersamaan dengan penyelenggaan di Pekanbaru, Riau dan Pontianak di Kalimantan Barat-- menutup rangkaian agenda sepanjang bulan September.
Menariknya, tahun ini Jakarta tidak masuk dalam agenda.
Public Relations Manager Gramedia Rezza Patria Wibowo mengungkap alasan di balik absennya Jakarta yang sudah dua kali menjadi host acara. “Kami ingin pesta ini enggak hanya dinikmati komunitas di Jakarta saja, tapi menyebar ke tempat-tempat lain, apalagi tempat-tempat yang jauh seperti Ambon, Manado, Makassar, dan Jayapura,” ujarnya di Jakarta, 28 Agustus lalu.
“Intinya, semangat literasi ini bisa sampai di tempat yang jauh,” kata dia, menekankan.
Rezza menjelaskan, banyak kota di Indonesia memiliki komunitas literasi yang hidup; sekaligus menghidupkan semangat literasi, bahkan di lingkungan terkecil mereka. “Sebetulnya, ketika bicara tentang komunitas baca, tidak sulit menemukan mereka di kota-kota lain di Indonesia. Hanya saja, mereka tidak terekspos,” tuturnya.
Karena itulah, menurutnya, salah satu tujuan Pesta Literasi, “Selain menyebarkan literasi kepada orang-orang yang ada di sana, kami juga ingin kerja bareng komunitas di sana agar mereka lebih ‘terlihat’. Bahwa mereka juga berdaya untuk menggerakkan literasi di kota itu.”
Dalam pelaksanaannya, Pesta Literasi Indonesia 2025 menggandeng 13 komunitas literasi. Mereka adalah Kayuh Literasi, Sadar Setara, Sundayreads Club Magelang, Dudukbaca, Perkumpulan Literasi Sulawesi Utara, Kedai Buku Jenny, Jazirah—Timur Labuhan Kata, Papuansspeak, Torang Baca, Ngobrol Buku, Buku Bacarito, Rangkum & Uraikan Book Club, dan Suara Literasi Membara.
Komunitas-komunitas ini ambil bagian dalam berbagai kegiatan seperti baca bersama, diskusi panel, diskusi buku, workshop, kompetisi, pengiriman karya untuk antologi, bazar, hingga donasi buku. Ketua Pesta Literasi Indonesia 2025 Amie Puspahadi berharap, rangkaian acara dalam Pesta Literasi andil merangsang kreativitas, mendorong inovasi literasi, menembus batas budaya, serta menjembatani kesenjangan literasi.
“Pesta Literasi Indonesia bukan sekadar selebrasi buku dan bacaan. Ini adalah ruang dialog, ruang perjumpaan, dan ruang tumbuh bersama antara pembaca dan penulis, antara komunitas dan ide-ide baru,” jelasnya.
Melalui tema yang diangkat tahun ini, yakni ‘Cerita Khatulistiwa’, mereka ingin mengajak masyarakat saling mengenal dan bisa saling mendengar, demi Indonesia yang lebih terbuka dan berpengetahuan.
“Literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca, melainkan juga tentang keberdayaan masyarakat untuk memahami dunia di sekitarnya. Melalui Pesta Literasi Indonesia 2025, kami ingin terus mendorong semangat itu hidup di setiap kota yang kami singgahi,” kata Amie, menambahkan.