Galeri Nasional Rayakan Jejak Kreatif Seniman Indonesia
Setiap karya seni seolah meyimpan kisah. Ingatan akan peristiwa. Memori pada zamannya, baik secara kolektif maupun personal. Karena itu pula, sebuah karya juga dapat mengungkap perjalanan senimannya.
Jelang pengujung tahun ini, Galeri Nasional Indonesia mengajak penikmat seni menyelami kisah dan perjalanan kreatif para perupa Tanah Air lintas generasi yang menjelajahi negeri-negeri di berbagai belahan bumi. Membawa serta nilai dan identitas dalam peta seni rupa internasional.
Lebih dari 50 karya yang menandai jejak-jejak artistik 45 perupa Indonesia dihadirkan dalam pameran bertajuk ‘FLÂNEUR: Kembara Lintas Dunia’. Tema yang diangkat dilandasi pada pemikiran bahwa manusia senantiasa tergerak untuk memahami segala sesuatu yang tidak diketahui, dan tertarik melihat ‘dunia yang lain’.
Bertempat di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, ekhsibisi karya para maestro seni rupa berlangsung 15 Oktober – 11 November 2024. Seluruh karya merupakan koleksi negara yang ada di Galeri.
Kurator pameran Alam Wisesha dan Teguh Margono menyatakan, seni rupa memiliki kekuatan untuk menembus batas-batas geografis, budaya, dan identitas. Menyuarakan pengalaman lintas waktu dan ruang.
“Dalam setiap karya seni, terkandung kisah tentang pencarian, pertemuan, dan penggabungan antara yang lokal dan yang global,” kata Teguh.
Karya-karya yang dipamerkan meliputi periode akhir abad ke-19 hingga akhir abad ke-20, memperlihatkan transformasi dan dinamika seni rupa Indonesia di kancah dunia. Ada karya Raden Saleh, Basoeki Abdullah, S. Sudjojono, Agus Djaja, Affandi. Juga karya seniman kontemporer seperti Heri Dono, Mella Jaarsma, dan Entang Wiharso.
Membaca rentang waktu, Alam menjelaskan, pameran ini bukan sekadar dokumentasi sejarah, melainkan perjalanan yang mengajak kita merenungi bagaimana pengalaman lintas batas memperkaya ekspresi seni.
“Menawarkan sebuah ruang kontemplasi, di mana kita dapat melihat bagaimana para seniman Indonesia meresapi pengaruh dari dunia yang lebih luas, sambil tetap mempertahankan kedalaman lokalitas dalam karya-karya mereka.”
Galeri Nasional Indonesia di bawah naungan Kementerian Kebudayaan merupakan museum seni rupa yang berkomitmen untuk melestarikan dan merepresentasikan seni rupa modern dan kontemporer Indonesia. Sejak berdiri pada 1998, galeri yang berlokasi di Jakarta Pusat ini mengoleksi karya-karya seperti lukisan, sketsa, grafis, patung, keramik, fotografi, seni kriya, seni instalasi, video art, seni media, dan media alternatif lainnya.
Koleksi dengan status koleksi negara tersebut merupakan karya-karya prestisius para seniman Indonesia dan mancanegara. Mereka di antaranya Raden Saleh, S. Sudjojono, Affandi, Basoeki Abdullah, Ahmad Sadali, Fadjar Sidik, FX Harsono, Heri Dono, Wassily Kandinsky (Rusia), dan Zao Wou Ki (Tiongkok).
Aktivitas Galeri Nasional Indonesia meliputi beragam program kolaboratif dan interaktif berskala nasional dan internasional, baik berupa pameran, edukasi, konservasi, serta kerja sama dengan berbagai pihak. Galeri Nasional Indonesia terus mendorong pelestarian dan inovasi terkait seni rupa Indonesia sehingga dapat menjadi warisan berharga bagi lintas generasi sepanjang masa.
Untuk dapat menikmati seluruh pameran yang sedang berlangsung, Galeri Nasional Indonesia memberlakukan sistem tarif mulai 1 September 2024. Tiket masuk untuk anak usia 3-12 tahun sebesar Rp 10.000,-, dewasa Rp 20.000,-, dan Warga Negara Asing (WNA) baik anak maupun dewasa sebesar Rp 50.000.
Anak usia kurang dari tiga tahun dan dewasa lebih dari 60 tahun dikenakan tarif Rp 0,-. Bebas biaya tiket diberlakukan bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana di kawasan Galeri Nasional Indonesia tanpa memasuki area ruang pamer. ***